Selasa, 04 November 2014

Granola Kembang Salah Satu Jenis Tanaman Kentang Di NGadiwono Village

kentang2
granola-kembang1Postingan ini barangkali agak kadaluarsa alis terlambat,tapi seperti pepatah mengatakan “lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali”. Kata pepatah itulah yang memberi semangat jari-jemari saya menari diatas keyboard sehingga wujudlah postingan ini.
Konon cerita ditemukannya bibit kentang Granola Kembang ini, di seputaran tahun 2000 tepatnya sejak diluncurkannya program pemurnian varietas lokal tahun 1998- 2004.
Seperti petani pada umumnya, Ponadi setiap harinya pergi ke kebun di temani oleh istri dan beberapa lare ( istilah Tenggernya adalah pembantu pekerjaan di kebun).pada hari itu, rencananya mereka akan ngobat (menyemprot tanaman agar tidak terkena hama) tanaman kentang varietas Granola ( biasanya eks Jerman / Belanda ) yang sudah berumur kurang lebih lima puluh hari. Ditengah –tengah kesibukannya ngobat tersebut Ponadi di kejutkan oleh pemandangan yang tidak lazim yaitu beberapa tanaman kentang tersebut mengeluarkan bunga putih.Setelah diamati dan diteliti petani Ponadi mengambil beberapa ranting pohon cemara yang ada di sekeliling kebunnya untuk di jadikan ajir sebagai tanda di beberapa tanaman kentang yang berbunga tadi.

Ternyata ke”gawo’an” ( keheranan) petani Ponadi melihat tanaman kentang berbunga adalah sesuatu yang biasa dan lazim terjadi,sejak jaman penjajahan dimana orang Belanda di bumi Tengger ini menanam kentang ,dulu waktu saya masih kecil sering mencari buah yang terbentuk dari bunga tanaman kentang itu,nama buahnya ‘Knol’ demikian dikatan oleh salah seorang petani yang sudah sepuh.sekarang saja tanaman kentang yang berbunga itu ada yaitu dari varietas kentang alas ( tanaman kentang liar / hutan ) bunganya berwarna merah ke unguan dan rasa kentangnya pahit dan getir imbuhnya.
 
Dari buah knol inilah cikal bakal lahirnya varietas kentang “ Granola Kembang “ yang asli Tengger Tosari.Tapi sayang,sejauh penulis ketahui bahwa penemuan itu tidak di hak patenkan.
Potensi Agrobis Dari Kentang “ Granola Kembang “.
Kabupaten Pasuruan menyimpan potensi agrobis yang cukup bagus untuk pengembangan berbagai jenis tanaman hortikultura. Kentang adalah salah satu produk unggulan hortikulturanya.
Jenis kentang yang kini dikembangkan itu merupakan hasil rekayasa petani setempat dengan mengawinkan bibit varietas lokal dengan bibit asal Jerman dan Belanda seperti tulisan di awal. Dari situ jadilah produksi yang berkualitas dengan buah lebih besar dan rasanya berbeda dengan kentang daerah lain. Granola Kembang itulah namanya.
Sentra pengembangannya di tiga kecamatan: Tosari 3.000 ha, Puspo 200 ha, dan Tutur 200 ha. Di Tosari sentra tersebar di enam desa, meliputi Desa Tosari, Wonokitri, Ngadiwono, Sedaeng, Kandangan dan Mororejo.
Budidaya kentang ini sudah lama dilakukan petani karena merupakan warisan nenek moyang sebagai mata pencaharian utama. Wilayahnya yang berbukit dengan ketinggian 1.600-2.000 di atas permukaan laut dengan udara dingin memang cocok.

Kebutuhan Jatim
Sebelum ada program pemurnian bibit kentang varietas lokal, mayoritas, petani menanam bibit kentang atas dasar keinginan dan hanya mempertimbangkan permintaan pasar. Tanpa ada upaya menjaga keaslian varietas lokal.

Sejak diluncurkannya program pemurnian varietas lokal tahun 1998, tahun 2004 lahirlah bibit Granola Kembang yang akhirnya banyak diminati petani. Pada lahan satu hektare mencapai 30 ton. Selain produksinya yang tinggi dan banyak disukai pasar, bibit tersebut pembudidayaannya mudah. Harga jualnya stabil, rata-rata Rp 5.000-5.500/kg.
Di Jatim, kebutuhan kentang setiap tahunnya 99.792 ton, sebanyak 38.355 ton dipenuhi dari Kabupaten Pasuruan. Selebihnya dari Probolinggo 35.592 ton, Malang 7.443 ton, dan Magetan 4.933 ton.
Tahun 2007, luas lahan tanaman kentang di Pasuruan 4.144 ha, yang dapat dipanen 2.719 ha dengan produktivitas perhektarenya rata-rata 14,10 ton. Sedangkan potensi keseluruhan di Jatim dengan luas tanam 9.706 ha, produktivitas 13,33 ton/ha dan produksi 95.952 ton.
Dalam setiap tahunnya pasokan kebutuhan di Jatim masih defisit. Berdasarkan data, rata-rata produksi kentang selama lima tahun terakhir 99.223 ton dengan angka konsumsi per kapita/tahun 2,772 kg atau 99.792 ton/tahun. Angka ketersediaannya hanya 84.339 ton/tahun atau defisit 15.453 ton/tahun. 
Untuk tetap menjaga produktivitas tetap optimal, berbagai kegiatan pemberdayaan dan pelatihan terus dilakukan. Mekanisme kerja organisasi diperlebar dengan membentuk empat Gapoktan atau gabungan kelompok tani untuk memudahkan operasional dan pengawasan.
Gunakan Ajir
Mahalnya harga pestisida bukan halangan mendapatkan produksi optimal. Petani menemukan teknologi tepat guna dalam bercocok tanam dengan memanfaatkan ajir di lahan mereka. Penggunaan ajir yang terbuat dari lanjaran bambu yang diikat pada setiap tanaman kentang mampu menghemat penggunaan pestisida hingga 25%.
Manfaat lain penggunaan ajir, mampu mengurangi populasi hama yang hidup di sela-sela tanaman kentang, menambaah masuknya sinar matahari, dan meningkatkan produktivitas hingga 10% dari 20 ton/ha. Karena petani Pasuruan tak henti-hentinya berkreasi, tahun 2007 kelompok tani “ Sembada “ asal Desa Ngadiwono Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan menjadi juara satu dan mendapat penghargaan sebagai pelaku agrobisnis sayuran tingkat nasional di Jakarta.

Pascapanen
Masalah umum yang dialami petani, yakni masih minimnya ketersediaan benih dan masih sedikitnya jumlah petani yang mengetahui jenis benih bermutu. Juga masih sedikit yang memiliki tempat penangkaran benih. Akibatnya, ketergantungan benih luar cukup tinggi sedangkan harga benih varietas lokal juga masih dianggap mahal karena pengembangannya juga terbatas.
Pada pascapanen tidak semua petani memiliki gudang sesuai persyaratan, dan memiliki tempat penyimpanan. Rendahnya pengenalan mereka pada teknologi pengolahan hasil, juga menjadi kendala utama pemberdayaan industri olahan.
Pasar industri olahan masih banyak yang belum tercukupi karena sebagian besar petani menanam varietas Granola, sedangkan indutri membutuhkan varietas Atlantik yang produktivitasnya rendah karena lebih rentan terhadap serangan hama.
Pembangunan Pusat Pembenihan Kentang di Jatim yang belokasi Desa Ngadiwono Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan pada tahun 2005 itu merupakan upaya untuk mengatasi kekurangan pasokan benih. Pada tahun 2007 dari tempat tersebut dihasilkan benih kentang Granola sebanyak 7.378 knol, yang selanjutnya ditanam di Kabupaten Lumajang 500 knol, dan Kecamatan Tosari 6.878 knol.
Tahun 2006, pemerintah telah membuat panduan Standar Operasional Prosedur (SOP) budibaya kentang untuk Kabupaten Pasuruan dan Malang. Sedangkan penerapan Good Angriculture Practices (GAP) atau pencatatan tanaman dengan memperhatikan kualitas tanaman sejak tanaman tumbuh hingga berbuah, sistem pendanaannya oleh pemerintah kabupaten Pasuruan. dan Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar